Krisis Energi Kembali Memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU Batu Bara

admin


Sinaralapos.net – Krisis energi sempat dialami oleh beberapa negara di dunia, seperti Inggris dan China, baru-baru ini. Harga gas yang sangat mahal membuat Inggris yang dilanda krisis energi kembali memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.

Begitu pun dengan China, kurangnya pasokan batu bara, sementara permintaan listrik tengah melonjak, berdampak pada minimnya pasokan listrik Negeri Tirai Bambu tersebut.

Sementara RI saat ini memiliki target yang ambisius untuk memensiunkan PLTU batu bara. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, pemerintah menargetkan 9,2 Giga Watt (GW) PLTU akan dihentikan sebelum 2030.

Target ini jauh lebih tinggi dari rencana PT PLN (Persero) yang hanya sebesar 1 GW pada 2030 dan juga masih lebih tinggi dari target Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebesar 5,5 GW.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan, melihat krisis energi yang sempat melanda Inggris dan China, mestinya RI mengambil pelajarannya dalam mengatur arah kebijakan energi ke depan.

“Beberapa kejadian krisis energi di UK dan Tiongkok ini pelajaran berharga dalam mengatur arah kebijakan energi,” ungkapnya dalam wawancara bersama SAP , Kamis (11/11/2021).

Sejauh ini, kata Hendra, sumber energi dari batu bara masih menjadi yang paling murah. Melihat kondisi ini, menurutnya pemerintah harus bijak di dalam membuat kebijakan.

“Masa depan batu bara tergantung pada kebijakan tersebut. Ada dua pasar, yaitu konsumsi dalam negeri dan ekspor, ini tergantung kebijakan pemerintah masing-masing,” jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, kebijakan batu bara dalam dan luar negeri tergantung komitmen masing-masing negara dalam mencapai netral karbon atau net zero emission. Pihaknya yakin dalam 1-2 dekade ke depan batu bara masih menjadi sumber energi yang termurah.

Soal target pemerintah memensiunkan 9,2 GW PLTU batu bara, Hendra mengaku menyerahkannya kepada pemerintah. Namun menurutnya ini semestinya sudah mempertimbangkan secara matang benefit dari batu bara.

“Kami yakin sudah pertimbangkan matang benefit batu bara yang masih jadi sumber energi primer yang termurah dan penting untuk penerimaan negara,” tuturnya.

Pewarta : Gus / Red / SR

Editor : Ipenk

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!