Pemkab Lamongan Geber Pengerukan Sedimen Drainase Untuk Waspada Banjir Perkotaan

admin
Screenshot 2025 01 13 10 41 47 33 40deb401b9ffe8e1df2f1cc5ba480b12 Copy 512x512

SUARARONGGOLAWE.COM LAMONGAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan terus melakukan upaya mitigasi banjir perkotaan melalui pengerukan dan pembersihan sedimen drainase di sejumlah titik perkotaan. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi genangan air saat hujan deras.

“Kita harus mengantisipasi agar banjir di perkotaan ini tidak terjadi. Caranya dengan kita keruk dan kita bersihkan, sehingga ketika air hujan datang bisa segera mengalir tanpa menggenang,” kata Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat meninjau pengerukan drainase di titik 0 KM Kabupaten Lamongan baru-baru ini.

Pada tahun 2025, kegiatan pengerukan sedimen telah dimulai sejak 3 Januari. Sebelumnya, pada tahun 2024, Pemkab Lamongan melalui Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Cipta Karya (DPRKPCK) Kabupaten Lamongan telah menyelesaikan pengerukan di 10 titik jalan perkotaan sepanjang 4,6 kilometer.

Beberapa lokasi pengerukan tersebut meliputi Jalan Kusuma Bangsa Barat, Jalan Sunan Giri (LSC dan pertigaan Groyok), Jalan Cokroaminoto, Jalan Andanwangi, Jalan Suwoko, Jalan Sunan Kalijogo, Jalan Sunan Giri, Jalan Ahmad Dahlan, Jalan Mastrip, dan Jalan Basuki Rahmad.

Prioritas Tahun 2025

Kepala DPRKPCK Kabupaten Lamongan, Fakhrudin Ali Fikri, mengungkapkan bahwa pada tahun 2025, pengerukan diprioritaskan pada daerah dengan genangan air yang bertahan lebih dari 2 jam.

“Tahun ini, prioritas kita adalah ruas jalan yang genangan airnya di atas 2 jam, seperti Jalan Suwoko, Jalan Basuki Rahmad, Jalan Andanwangi, Gang Arjuno, Jalan Cokroaminoto, dan perempatan Rangge Jalan Ahmad Dahlan,” jelas Fakhrudin.

Fakhrudin juga menambahkan bahwa sebelum dilakukan pengerukan pada tahun 2023, genangan air di Jalan Kusuma Bangsa setelah hujan dapat bertahan hingga 2 jam. Namun, setelah pembersihan, genangan air di lokasi tersebut berhasil diatasi. Hal serupa juga terjadi di titik-titik lainnya.

Selama proses pengerukan sedimen, beberapa kendala yang ditemukan di antaranya adalah tanah, sampah, akar pohon, serta akses pintu masuk rumah warga yang dangkal.

“Kami menemukan sampah seperti botol air mineral, akar pohon yang masuk ke saluran drainase, serta akses pintu masuk rumah warga yang terlalu dangkal sehingga memperkecil dimensi drainase. Selain itu, usia drainase yang tua menyebabkan kerusakan pada dinding saluran,” ujar Fakhrudin.

Untuk mengatasi masalah ini, DPRKPCK Lamongan juga merenovasi saluran drainase dengan mengganti volume udith dari ukuran 60×60 cm menjadi 100×100 cm. Hal ini bertujuan agar aliran air dari drainase perkotaan dapat lebih lancar menuju sungai.

Dengan upaya ini, Pemkab Lamongan berharap masalah banjir perkotaan dapat diminimalkan, sehingga masyarakat dapat menjalani aktivitas sehari-hari tanpa gangguan akibat genangan air. (Red)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!