Lamongan,//suararonggolawe.com Perkumpulan Penggemar Ayam Indonesia (PPAI)Lamongan mengadakan kontes ayam di Cakar Budaya Malowopati, Kecamatan Bluluk Kabupaten Lamongan,sekaligus mendorong munculnya bibit-bibit ayam berkualitas., (26/05/24)
Dari dalam sangkar itu, kurang lebih 500 ayam jantan hampir berkokok bersamaan. Tak jauh dari mereka tampak belasan piala penghargaan disiapkan oleh panitia kontes prestasi yang digelar di Cagar Budaya Malowopati ini.
“Lomba atau kontes ayam ini ajang untuk menyalurkan hobi, seni, dan tradisi. Meskipun adu ayam, lomba ini tidak ada judi (uang) dan lembaga kami sudah legal. Dalam lomba ini menguji kualitas ayam dan daya rawat peternaknya,”, ucap Toto Sabudi Ketua PPAI Lamongan, yang ditemui di lokasi.
Selain tidak adanya judi, jalu ayam juga di tutup dengan mengunakan lakban. Itu untuk menghindari kekerasan atau saling bunuh ketika ayam bertarung.
Lomba ini juga memiliki durasi pertandingan dalam setiap kategori. Ada juri khusus yang melakukan penilaian atau memberikan poin.
Bobot ayam yang mengikuti lomba ini dibatasi. Yakni, 2,4 kg hingga 3,4 kg. Sistem durasi digunakan untuk membedakan kelas perlombaan. Kelas galatama berdurasi 2×20 menit, kelas ekshibisi 3×20 menit, dan silver 2×20 menit. Pada masing-masing kelas ada jeda istirahat 5 menit.
“Kami akan tolak jika kami menemukan ayam yang tidak layak ikut mendaftar. Sebelum bertanding harus ditimbang dulu untuk mengetahui bobot dan menentukan lawan yang seimbang,” terangnya.
Ada Delapan Belas arena perlombaan yang disediakan oleh panitia. Delapan Belas arena ini penuh sesak oleh peserta, berikut para pendukungnya. Di masing-masing arena juga terdapat juri yang melakukan penilaian dengan cermat.
Satu poin diberikan saat ayam memiliki pukulan menggunakan paruh dan mengakibatkan lawannya oleng. Sebaliknya, ayam dianggap kalah ketika berlari menghindari lawan hingga meninggalkan arena pertandingan.
“Lomba ini bersifat lokal, Terdapat lebih dari 500 peserta dari Lamongan hingga luar kota, seperti Blitar, Tulungagung,Tuban, Bojonegoro, Jombang, dan lainnya,” ungkapnya
Toto Subdio menjelaskan, lomba ini semata untuk melestarikan tradisi dan kebudayaan. Sejalan dengan hal itu, dia menilai lomba ini bisa meningkatkan kesejahteraan peternak. Sebab, para peternak akan terpacu untuk melatih dan meningkatkan kualitas ternaknya. “Ketika ayam sudah menang, otomatis harga dari hewan ternak itu juga ikut tinggi,”.
Semua peserta dan lomba ini dinaungi oleh lembaga PPAI yeng telah memiliki legalitas hukum.
“Kami berharap dengan lomba aduan ayam ini dapat menambah perekonomian peternak dan penggemar ayam. Selain itu, prospek ayam aduan yang kualitasnya meningkat dan menghasilkan kualitas ternak yang bagus,” pungkasnya ”
(Zam)