Sinaralampos.net – Tanggal 25 November menjadi hari yang istimewa bagi insan pendidikan nasional karena pada hari ini merupakan Hari Guru Nasional sekaligus Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia PGRI.
Pada tahun 2021 ini PGRI genap berumur 76 tahun ,Berbagai perubahan zaman telah dilalui tenaga pengajar untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai implementasi atas amanat UUD 1945.
Pada kesempatan ini Awak Media Suararonggolawe.com mewawancarai Ketua PGRI Tuban yang juga Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban, Witono, S.Pd., M.Pd., perihal peranan guru dan tantangan yang dihadapi melaksanakan tugas mulianya.
Pada peringatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI Ke-76, seperti apa refleksi atas tema yg diusung pada tahun ini?
Setelah 76 tahun Indonesia merdeka, jati diri PGRI sebagai organisasi profesi, organisasi perjuangan, dan organisasi ketenagakerjaan yang bersifat independen, unitaristik, dan nonpartisan senantiasa terus dijaga, dan melekat dalam dada pengurus, pejuang, aktivis, dan para guru, pendidik, serta tenaga kependidikan.
Sebagai rumah besar perjuangan para guru, pendidik, dan tenaga kependidikan, PGRI terus bergerak, mengabdi, dan memperbarui diri agar senantiasa adaptif dan responsif terhadap perubahan zaman yang terus berkembang. Bangkit guruku, maju negeriku, Indonesia tangguh, Indonesia tumbuh.
Apa yang menjadi tantangan terbesar bagi guru saat ini? Dan bagaimana menyikapinya? “Pembelajaran dimasa Covid-19” karena penyebaran Virus Covid 19 berdampak sangat besar bagi dunia pendidikan.
Dan berkat kerjasama pemerintah dan seluruh instansi terkait dalam menangani Pandemi Covid19 di tanah air sangat menggembirakan sehingga memungkinkan sekolah di berbagai penjuru tanah air kembali melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka secara Terbatas (PTMT).
Pembelajaran kembali dapat dilakukan secara luring maupun bauran dengan pembelajaran daring dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan yang ditetapkan. Kita tidak ingin sekolah menjadi klaster baru dalam penyebaran Covid-19, oleh karena itu, keselamatan dan kesehatan anak didik, pendidik, dan tenaga kependidikan menjadi prioritas utama.
Dengan kembali dibukanya sekolah diharapkan dapat menekan angka learning loss dan meminimalisasi terjadinya lost generation pada anak didik kita.
Bagaimana bentuk atau pola pengembangan SDM guru untuk meningkatkan mutu pendidikan selaras dengan program peningkatan Indeks Pembangunan Manusia di kabupaten Tuban?
Dalam mengembangkan SDM guru untuk meningkatkan mutu pendidikan selaras dengan program peningkatan Indeks Pembangunan Manusia di kabupaten Tuban, Pengurus dan anggota PGRI di semua tingkatan bahu membahu merespon perubahan dengan berbagai kegiatan saling belajar dan saling memberi.
Melalui perangkat kelembagaan seperti Lembaga Kajian Kebijakan Pendidikan, Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis (APKS), PGRI Smart Learning and Character Center (PSLCC), Perempuan PGRI, IGTKI PGRI, Lembaga Pendidikan PGRI, melaksanakan ribuan kegiatan peningkatan kompetensi melalui pelatihan, lokakarya, seminar, dan bimtek yang menyasar jutaan guru di seluruh tanah air.
Selain itu, PGRI mengembangkan program Lingkar Belajar Guru (LBG) sebagai kekuatan nyata dalam peningkatan kompetensi para anggota di akar rumput. LBG bukan hanya menjadi wadah peningkatan kompetensi, tetapi juga berfungsi sebagai jejaring kolaborasi untuk komunitas guru PGRI sehingga mampu memberikan sumbangsih nyata bagi dunia pendidikan.
Dengan demikian akan berdampak terhadap harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah yang secara otomatis akan berimbas terhadap kenaikan IPM.
Di usia ke-76 tahun ini, PGRI masih dihadapkan dengan permasalahan kesejahteraan guru, utamanya honorer atau GTT. seperti apa tanggapan bapak melihat hal tersebut?
PGRI Kabupaten Tuban terus berkomitmen dalam memperjuangkan nasib para guru honorer dan tenaga kependidikan kategori maupun non-kategori di bawah Kemendikbudristek dan di bawah Kemenag, khususnya bagi mereka yang berusia di atas 35 tahun agar diberikan kesempatan menjadi ASN melalui jalur ASN-PPPK. PGRI juga memberikan masukanmasukan yang konstruktif terhadap Peta Jalan Pendidikan (PJP); PP 57 tahun 2021; pemberian afirmasi yang berkeadilan dalam perekrutan guru ASN PPPK; penyelenggaraan PPG; kebijakan tata kelola guru, pentingnya formasi CPNS bagi guru bukan hanya PPPK, penguatan LPTK dalam menyiapkan guru professional, Pelatihan guru yang berkelanjutan, dan lainnya.
Seperti apa langkah atau program yang disusun oleh PGRI Tuban menyikapi permasalahan kesejahteraan guru di kabupaten Tuban?
Pendampingan dan penguatan kepada para Guru honorer untuk seleksi ASN dan PPPK.
Memperjuangkan kepada para penentu kebijakan untuk terus memperhatikan tenaga honorer, terutama terkait dengan kesejahteraan dan kepastian status dengan pemberian afirmasi yang berkeadilan dalam perekrutan guru ASN PPPK, melalui PGRI Provinsi.
Memfasilitasi honorer dengan pemetaan formasi PPPK untuk seleksi ASN PPPK tahap II.
Bagaimana harapan bapak pada peringatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-76?
Jadikan PGRI sebagai rumah belajar dan rumah yang nyaman bagi semua anggotanya. PGRI adalah mitra strategis Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam memajukan pendidikan, dan menyelesaikan berbagai persoalan pendidikan dengan arif dan bijaksana agar tercapai sinergi yang optimal untuk mencapai pendidikan nasional bermutu untuk Indonesia unggul. Akhirnya, saya mengucapkan selamat HUT ke-76 PGRI dan Hari Guru Nasional tahun 2021 dan kepada para guru di seluruh Kabupaten Tuban.
Pesan maupun harapan untuk Pemkab Tuban pada peringatan tahun ini seperti apa?
kepada pemerintah daerah yang terus berkomitmen memberikan perhatian pada peningkatan kesejahteraan guru honorer di daerah, dan memberikan kesempatan setara kepada semua guru tanpa membedakan status mereka untuk beroleh kesempatan meningkatan kapasitas profesi.
Pewarta : Agus / Red / SR / SAP
Editor : Agus P